HIPERTENSI

(TEKANAN DARAH TINGGI)

 

Pendahuluan

Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik 140mmHg dan atau tekanan darah diastolic 90mmHg. Tekanan darah tinggi sering disebut dengan istilah sebagai The Silent Killer atau pembunuh diam-diam karena sering tanpa keluhan. Hal ini menyebabkan meningkatnya risiko terhadap kejadian stroke, gagal jantung, serangan jantung, kerusakan ginjal.

            Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Penyebab Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

            Pada sekitar 90% penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.

1.      Hipertensi esensial/hipertensi primer, diketahui memiliki banyak penyebab, yaitu beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan peningkatan tekanan darah.

2.       Hipertensi sekunder merupakan hipertensi (tekanan darah tinggi) yang diketahui penyebabnya, yaitu penyakit ginjal (5-10%), kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu misal pil KB (1-2%).

Faktor Risiko Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Faktor risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dibagi menjadi 2, yaitu:

1.      Faktor risiko yang tidak dapat dirubah, yaitu:

a.      Umur

b.      Jenis kelamin

c.       Riwayat keluarga (genetik)

2.      Faktor risiko yang dapat diubah, yaitu:

a.      Kegemukan (obesitas)

b.      Merokok

c.       Kurang aktivitas fisik

d.      Diet tinggi lemak

e.      Konsumsi darah berlebihan

f.        Dislipidemia (peningkatan lemak di dalam darah)

g.      Konsumsi alkohol berlebihan

h.      Stress

Gejala

Sebagian besar penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak menimbulkan gejala. Berikut gelaja-gejala secara umum yang biasa terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi):

-          Sakit kepala

-          Perdarahan dari hidung (mimisan)

-          Pusing

-          Wajah kemerahan atau kelelahan

Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

-          Sakit kepala

-          Kelelahan

-          Mual

-          Muntah

-          Sesak nafas

-          Gelisah

-          Pandangan menjadi kabur

-          Kelemahan anggota gerak

-          Penurunan kesadaran

Pengendalian Faktor Risiko Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

1.      Cek kesehatan berkala

Secara umum cek kesehatan secara berkala bisa dilakukan minimal 1 kali setahun. Namun, bagi penderita yang berisiko bisa melakukan cek Kesehatan berkala tiap 3-6 bulan ke posyandu/posbindu. Bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) wajib melakukan pengobatan secara teratur dan memantau kondisi tubuh setiap bulannya ke fasilitas pelayanan Kesehatan.

2.      Enyahkan asap rokok

Penderita disarankan untuk berhenti merokok secara terstruktur, terpantau dan terarah.

3.      Rajin aktivitas fisik

Aktivitas fisik akan membuat tubuh lebih sehat dan bugar yang bermanfaat dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular salah satunya hipertensi (tekanan darah tinggi). Melakukan aktivitas fisik rutin minimal 30 menit sehari (150 menit dalam seminggu).

Aktivitas fisik yang tidak dianjurkan untuk lanjut usia, yaitu:

a.      Waktu Latihan > 60 menit/hari.

b. Gerakan tubuh yang memantul/dihentakkan dan melompat.

c.       Latihan beban dengan beban berlebihan.

d.      Latihan fisik yang mengganggu keseimbangan seperti berdiri dengan bertumpu satu kaki, Latihan di tempat yang licin dan tidak rata.

e.      Gerakan menengadahkan kepala ke belakang dan memutar kepala.

f.        Gerakan membungkukkan badan ke depan.

4.      Diet seimbang

a.      G4: Batasi konsumsi gula <50 gram/orang/hari (4 sdm/orang/hari).

b.      G1: Batasi konsumsi garam <5 gram/orang/hari (1 sdt/orang/hari).

c.       L5: Batasi konsumsi daging berlemak dan minyak goreng 67 gram/orang/hari (5 sdm/orang/hari).

5.      Istirahat cukup

6.      Kelola stress

7.      Periksa ke dokter

Komplikasi

1.      Penyakit jantung

2.      Stroke

3.      Penyakit ginjal

4.      Retinopati (kerusakan retina mata)

5.      Penyakit pembuluh darah tepi

6.      Gangguan saraf

7.      Gangguan otak


Penulis : dr. Niken Tri Utami

Editor : S. Riadi